Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah memperkenalkan bumbu khas Indonesia kepada pelaku usaha hotel, restoran, dan katering di Arab Saudi.

Wakil Kepala ITPC Muchamad Syahran Bhakti mengatakan bahwa salah satu tujuan dari memperkenalkan bumbu khas Nusantara tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi para jemaah haji dan umrah.

“Kami ingin memperkenalkan bumbu khas Nusantara kepada pelaku usaha kuliner hotel, restoran, dan katering di Arab Saudi, khususnya yang menyediakan konsumsi bagi jamaah haji dan umrah. Selain itu, juga untuk menguji permintaan pasar wilayah Timur Tengah,” kata Syahran dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Produsen bumbu kemasan Indonesia tengah berupaya menembus pasar Arab Saudi, salah satunya melalui demo memasak yang bertajuk “Fun and Easy Cooking with Kokita and Pring Mas. Acara tersebut diselenggarakan di Hotel Al Badr, Kandara Dist. Jeddah.

Acara tersebut merupakan hasil kerja sama Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, PT Ikafood Putramas (Kokita), PT Agro Tama Abadi (Pring Mas), dan Al Raqeb Universal Group (importir makanan Arab Saudi).

Produk bumbu PT. Ikafood Putramas (Kokita) yang diuji coba di pasar Arab Saudi adalah bumbu-bumbu berbahan dasar cabai, kunyit, kemiri, bawang putih untuk tumisan, dan bumbu dasar tanpa cabai yang kemungkinan akan dipasarkan untuk konsumsi jamaah haji dan umroh yang melarang penggunaan cabai.

Selain bumbu dasar, terdapat juga bumbu instant untuk nasi goreng, soto, kari, ayam goreng, serta aneka produk sambal seperti sambal bajak, sambal terasi, dan tauco. Produk PT. Ikafood Putramas yang telah masuk Arab Saudi saat baru sebanyak satu kontainer per bulan dan diharapkan terus meningkat.

Saat ini PT. Ikafood Putramas juga sedang melakukan riset terkait penyesuaian komposisi bumbu menu katering musim haji, jumlah katering haji dan umrah, serta rumah makan Indonesia yang berada di Makkah, Madinah, dan Jeddah.

Penjualan produk bumbu dasar yang ditawarkan kepada katering haji dan umroh ditargetkan mencapai 10 persen dari pangsa pasar konsumsi haji dan umrah.

Sedangkan untuk produk-produk PT. Agro Tama Abadi yang diuji coba di Arab Saudi diantaranya adalah bumbu rujak, bumbu pecel, sate, dan gado-gado, serta aneka sambal seperti sambal matah, sambal hijau, sambal bajak, sambal bawang, dan sambal terasi.

Selain melalui kegiatan pengenalan produk, produsen Indonesia juga menjalin kerja sama dengan perusahaan importir lokal untuk memasuki pasar Arab Saudi.

Salah satunya dengan Al Raqeb Universal Group yang merupakan importir bahan makanan terkemuka di Arab Saudi. Dengan kerja sama ini diharapkan produk bumbu Indonesia semakin mudah menembus pasar Arab Saudi.

“Selama ini telah banyak pengusaha bumbu olahan dari Indonesia yang berusaha mengekspor produknya ke Arab Saudi, namun terkendala masalah sertifikasi dari Saudi Food and Drug Authority (SFDA). Melalui kerja sama dengan perusahaan lokal, diharapkan kendala sertifikasi akan dapat teratasi,” ujar Syahran.